Pernah kah kalian melakukan hal yang benar tentang perasaan? Setidaknya merasa melakukan hal yang benar lalu berakhir gagal padahal itu hal terjujur yang pernah kalian lakukan terhadap perasaan seumur hidup, terlebih kalian ini cewek yang sama sekali tidak pernah atau gengsi melakukan hal itu. Ya itu yg aku alami, suram. Mungkin kalian bisa melihat kekonyolanku di postingan sebelumnya. Dan pertanyaanya apakah aku harus malu? Dan apakah ini berhasil? Apakah orang yang ditujukan melihat semua tulisanku? dan jika boleh jujur bahkan hari ini di twitter (dan tanpa malu) setelah postingan membabi buta ku tentangnya, lalu hasil yang kuharapkan terjadi ketika followersku berkurang, iya tentu saja dia. Dan bisa dibayangkan apa yang terjadi.
aku pernah bilang padanya, aku akan menunggu orang yang aku sukai yang pernah aku ceritakan padanya padahal orang itu dia sendiri. Menunggu dia mendekatiku atau melihatnya senang dan berbahagia dgn yang lain, baiklah sekarang aku akui itu terlalu munafik dan tidak masuk akal, terlalu sinetron, sok dramatis dan kekanak-kanakan. Harus ada yang bergerak memperjuangkan ini semua, usahaku mencapai klimaks ketika akhirnya apa yang kuharapkan terjadi, baikla dia mendekatiku, memberi sedikit perhatian dan banyak harapan, tapi ternyata berharap terlalu banyak dengan cowok bertabiat cewek adlah hal yang bisa dibilang konyol.
saat itu mungkin dia menunggu aku yang mengatakan bahwa aku suka dan bahkan sangat suka padanya, tapi aku tidak tau hal itu mesti aku lakukan yang aku tau jika cowok sudah mendekatimu yang harus kau lakukan adalah hanya menunggu. Yang terjadi selanjutnya adalah tiba-tiba dia menghilang menyisakan harapan besar dipihakku, aku diam, tidak perduli seperti biasa, berharap dengan ketidak perdulian sebesar ini aku bisa mendatangkannya kembali, tapi ketidak perdulianku membuatku semakin hari semakin berharap dan terakhir yang aku ingat tanggal 28 desember 2010 dengan lagi-lagi harapan yang aku ciptakan sendiri, aku berusaha membuatnya membaca postingan ku sebelumnya yang berakhir dengan rasa pencampakan yang luar biasa, lalu peghapusan, peng-remove-an dan peng-unfollow-an sebagai wujud dari kegagalanku dlam misi memberi taunya hal terjujurku. Padahal aku hanya berharap dia tau, seperti janjiku untuk memberi taunya siapa sebenarnya orang yang aku suka yang selalu aku ceritakan padanya dan selalu membuatnya memaksaku menceritakan siapa orangnya.
dan jika dia ingat aku pernah bilang suatu saat aku akan bicara suka dengan orang yang aku sukai jangan salahkan aku jika ceritanya akhirnya jadi lain, setidaknya aku pernah mencoba membuatnya happy ending. Tapi inilah kenyataan.